- Taman Renungan Bung Karno
- Letak Geografis
Taman
Renungan Bung Karno terletak di pusat Kota Ende, Flores, NTT. Hanya
berjarak 0,5 km dari Rumah Perenungan Bung Karno dan lokasi
taman ini bersebelahan dengan Lapangan Perse.
Monumen ini terletak di simpang lima Ende, tepat di
persimpangan lampu merah setelah keluar dari bandara H.Hasan
Aroeboesman.
- Kondisi Fisik
Kondisi taman ini
masih terawat karena letaknya yang berada di pusat kota Ende dan
banyaknya masyarakat sekitar yang sering berkunjung ke taman ini
untuk bersantai sambil berbincang ataupun melihat sunset.
- Aksesibilitas
Untuk sampai di
Taman Renungan Bung Karno ini, kita dapat memakai
kendaraan umum seperti mobil, motor (ojek), dan transportasi umum
lainnya seperti angkot.
- Prasarana
Prasarana
disini
lumayan
baik.
Terdapat
beberapa
tempat
sampah
sehingga
tempat
ini
cukup
bersih
dan
terawat.
- Fasilitas
Fasilitas yang
terdapat ditaman ini yaitu tempat duduk untuk
bersantai.
- Aktivitas Wisata yang Dapat Dilakukan
Aktivitas yang dapat
dilakukan ditempat ini adalah melihat patung Bung
Karno, bersantai, melihat pemandangan laut dan sunset.
- Pasar Wisata / Pengunjung
Para pengunjung yang
datang adalah wisatawan domestic dan mancanegara. Para pengunjung ini
umumnya datang untuk melihat pemangdangannya yang menarik.
Pengunjung tidak dipingut biaya untuk datang ke tempat ini.
- Pengelola
Dinas Pariwisata dan
Budaya Kota Ende
- LatarBelakangSejarah
Di taman ini dahulu
ada sebuah pohon sukun yang cukup besar dan rindang. Uniknya pohon
ini memiliki cabang dari bawah sebanyak lima. Di bawah pohon inilah
Soekarno sering duduk untuk membaca buku-bukunya dan menatap kearah
laut Teluk Sawu, tepat menghadap kepulau Ende. Kebiasaan Bung Karno
merenung di bawah pohon sukun (Artocarpuscommunis) pernah disebut di
bukubiografi “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia?”yang
ditulis karya Cindy Adams.
Bung Karno merenung
tentang perjuangannya bagi bangsa Indonesia dalam mengejar
kemerdekaan dari penjajah. Semangat untuk meraih kemerdekaan tak bisa
berhenti hanya karena dibuang ketempat terpencil namun juga tak bisa
lepas dari kehendak semesta (mestakung=semesta mendukung).
Pohon sukun
bercabang lima tersebut menjadi inspirasi terciptanya istilah
Pancasila - yang kini menjadi dasar Negara Kesatuan Repulik
Indonesia. Sayangnya, pohon sukun yang kini ada taman ini bukanlah
yang asli. Pohon yang lama tumbang karena angin dan digantikan dengan
pohon sukun baru sejak 17 Agustus 1981.
Ketika itu, Bung
Karno memberi istilah Pancasila awal sebagai Lima Butir Mutiara. "Di
kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon sukun ini pula
kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila." Menjadi pengukuhan
mengenai peran penting Ende dalam terciptanya dasar negara Republik
Indonesia, Pancasila. Ende seringkali disebut sebagai Rahim
Pancasila.
Di samping pohon
sukun ini terdapat patung Soekarno sedang duduk di bangku yang
panjangnya 17 meter. Tepat di bawahnya ada kolam air berukuran 8x45
meter. Ukuran bangku dan kolam ini disesuaikan dengan hari
kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Patung Soekarno duduk
ini terbuat dari bahan perunggu ini merupakan karya perupa Hanafi.
Sementara Taman
Perenungan Seokarno ini didesain oleh arsitek AndraMatin - yang juga
menggarap rnovasi Rumah Pengasingan Bung Karno. Patung tersebut
posisinya menghadap persis kepulau Ende, jika ditarik garis lurus.
Sayangnya pandangan Soekarno kePulau Ende terhalang oleh tumpukan
kontainer-kontainer yang ada di seberang jalan Taman Rendo.
Patung yang
diresmikan setahun silam tersebut menggantikan model patung lama
Soekarno yang posisiya berdiri memakai pakaian kebesaran TNI. Di
setiap sore Taman Perenungan Bung Karno ini selalu ramai dengan
pengunjung. Entah mereka hanya sekadar duduk-duduk di bangku yang
ada, atau berfoto bersama patung Sang Proklamator.
- Objek&Daya Tarik Wisata
Objek
dan daya tarik yang ada di Taman Renungan Bung Karno adalah selain
adanya patung Bung Karno yang sedang terduduk menhadap ke lautan
bebas, terdapat pula sebuah pohon Sukun yang memiliki 5 cabang dan
menjadi inspirasi Bung Karno dalam merumuskan Pancasila. Meskipun
Pohon yang sekarang ada bukan lah pohon dari zaman Bung karno tetapi
bibitnya berasal dari pohon tersebut dan tetap memiliki 5 cabang.
Banyak wisatawan yang memanfaatkan taman ini untuk membaca, mencari
inspirasi, melihat sunset, atau hanya bersantai dan berkumpul bersama
kawan dan kerabat dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar